title

About

About

slider

Recent

Powered by Blogger.

About us

Followers

Followers

Total Pageviews

Navigation

KISAH SAHABAT NABI

Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Menangis karena Takut kepada Allah

Kisah Sahabat Nabi – Banyak kisah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallamyang kokoh akan keimanannya kepada Allah. Cinta kepada Allah dan takut kepada Allah akan keagunganNya sehingga menjalani kehidupan ini semata-mata karena Allah.
Menangis karena takut Allah merupakan ciri khas orang yang bertaqwa dan cinta kepadaNya. Karena mencintai sesuatu maka hatinya akan menyatu dengan sesuatu itu, rindu kepadanya, bahkan menangis takut berpisah atau takut cintanya ditolak.
Jika kita memiliki sifat tersebut yaitu menangis karena takut Allah, maka ia  adalah orang yang bahagia dan beruntung. Namun jika hatinya keras dengan matanya kering maka itu hal sangat memprihatinkan dan merugi.
Disebutkan hadits dari Anas Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkhutbah kepada kami dan aku tidak pernah mendengarkan khutbah seperti itu sebelumnya. Beliau berkhutbah : “Andai anda tahu apa yang aku ketahui, tentu kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.” Lalu para sahabat menutup wajahnya dan terdengar isak tangis dari mereka. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Kisah Sabahat Nabi Muhammad SAW

Sejarah kisah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menangis karena takut Allah di jaman dahulu yang penuh perjuangan. Salah satu contohnya yaitu Abu Bakar As Siddiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan sebagainya. Untuk kisah para sahabat Nabi sebagai berikut :

1. Kisah Abu Bakar As Siddiq

ilustrasi | adlanmuslimdotcom.files.wordpress.com
Abu Bakar As Siddiq merupakan kisah sahabat Nabi yang pertama kali membenarkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. orang yang paling mulia setelah para nabi dan rasul.
Dalam Al quran disebutkan sebagai berikut :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
Dari Zaid bin Arqam memberitahukan saat itu Abu Bakar As Siddiq meminta minum, kemudian Zaid bin Arqam memberikan segelas air yang sudah dicampur madu. Ketika Abu Bakar As Siddiq mengangkat gelas dan ingin meminumnya, Namun tiba-tiba beliau menangis.
Para sahabat terharu melihat Abu Bakar menangis sehingga mereka ikut menangis. Tak lama kemudian mereka diam, tapi Abu Bakar tetap menangis. Bahkan tangisnya menjadi-jadi sehingga membuat mereka menangis dan sendu lagi. Tak lama kemudian Abu Bakar dan sahabat lainnya berhenti menangis.
Mereka bertanya : “Wahai Abu Bakar As Siddiq, kenapa engkau menangis?”
Abu Bakar menjawab : “saya pernah bersama Rasulullah berduaan dan tidak ada orang lain selain kami berdua.”
Tiba-tiba saja Nabi Muhammad bersabda sembari menghentak-hentakan tangannya : “Pergilah sana! Pergilah sana!” Lalu aku berkata : “Wahai Rasulullah, engkau bicara kepada siapa, sedangkan disini tidak ada siapa-siapa hanya kita berdua?”
Rasulullah bersabda : “Dunia datang kepadaku, Namun aku katakan : “pergilah sana! pergilah sana! kemudian dunia itu berkata kepadaku, Jika engkau selamat dariku, maka orang-orang setelahmu tidak akan selamat daripadaku”. Dengan pernyataan itulah Abu Bakar As Siddiq menangis dan sangat sedih bahwasanya dunia hanya kiasan, persinggahan yang hanya sementara namun cobaannya sangat kuat terhadap umat Rasulullah.

 2. Kisah Umar bin Khattab

umar bin khattab
Gambar ilustrasi Umar bin Khattab | nu-lampung.or.id
Kisah Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang memiliki kedudukan sangat kuat adalah Umar bin Khattab. Beliau adalah sosok orang yang kuat, tangguh dan pemberani. Keadaan umat islam semakin kuat sejak Umar Bin Khattab memeluk agama islam.
Dalam biografi disebutkan Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu memiliki dua garis hitam di wajahnya karena sering menangis dan tunduk atas ketaqwaannya kepada Allah.
Ketika Umar bin Khattab melaksanakan ibadah haji dan mencium Hajar Aswad, seketika itu juga Beliau menangis. Bahkan ketika Beliau sedang menjabat sebagai khalifah diceritakan Beliau mengimami sholat kaum muslimin dan beliau pun menangis. Dalam melaksanakan sholat isya’ dan shubuh beliau pernah membaca surat Yusuf dan disitu terdengarlah isak tangis dari para jama’ah yang merasakan kekhusyu’an dan merasakan khitmah sholat terhadap kebesaran Allah.
Diriwatyatkan dari Umar bin Syabbah bahwa Umar bin Khattab mengunjungi Abu Ad Darda’ Radhiyallahu Anhu disuatu malam hari dan kemudian duduk di samping saudaranya itu sembari bercakp-cakap.
Lalu Abu Ad Darda’ berkata : “Wahai Umar, masih ingatkah engkau untuk hadits berikut ini dimana Rasulullah pernah menyampaikan kepada kita bahwa, “Hendaklah bekal kalian di dunia itu seperti bekal musafir.” Umar bin Khattab menjawab : “ya, aku ingat itu”. Saat itu juga Abu Ad Darda’ bertanya kembali : “saudaraku, lalu apa yang kita kerjakan setelah speninggalnya Rasulullah?”
Mendengar pertanyaan itu keduanya langsung menangis tidak henti-hentinya hingga terbit fajar. Lalu keduanya langsung beribadah kepada Allah dan memohon ampunan serta memohon ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

3. Kisah Ustman bin Affan

utsman bin affan
Gambar ilustrasi | static.republika.co.id
Ustman bin Affan merupakan orang yang khusyuk, khalifah ketiga dan pemilik dua cahaya, berhijrah dua kali. Selain itu Beliau dikenal dengan sosok pedagang yang kaya raya dan memiliki perekonomian yang handal.
Namun Ustman bin Affan meninggal dunia dalam keadaan terbunuh secara dzalim dengan penuh permusuhan. Akan tetapi Beliau sungguh orang yang sangat beruntung karena mendapatkan kabar dari Rasullullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa dirinya masuk surga atas musibah yang menimpanya.
Dalam kisah sahabat Nabi yang mengharukan ini disebutkan dalam hadits dengan sanad yang bagus, dari Hani, di musnad Imam Ahamad, sunan Ibnu Majah, serta sunan At Timidzi, Mantan budak Ustman bin Affan yang berkata bahwa Beliau pernah berdiri di kuburan dan menangis hingga jenggotnya basah.
Ia Berkata : Aku dengar Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih sangat mengerikan daripada kuburan.”
Dan aku juga mendengar Rasulullah bersabda bahwa : “Kuburan adalah tempat pertama di akhirat. Jika seseorang selamat daripadanya, maka jalan selanjutnya tidak lah lebih mudah. Dan Jika seseorang tidak selamat daripadanya, maka perjalanan berikutnya lebih sulit.” (Diriwayatkan At Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)

4. Kisah Ali bin Abi Thalib

ali bin abi thalib
Gambar ilustrasi | alimancenter.com
Dalam kisah sahabat Nabi ini Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang memiliki kepribadian sebagai orang yang bertakwa, berwawasan luas, berkata lugas, dan dapat memutuskan sesuatu dengan adil.
Selain itu Ali bin Abi Thalib juga enggan terhadap godaan dunia dengan segala perhiasannya. Namun Beliau lebih suka menikmati malam dengan kegelapannya, menghormati orang religius dan lebih suka menyantuni orang-orang miskin.
Jika larut malam sudah tiba Beliau pergi ke mihrabnya untuk melaksanakan sholat tahajut dengan khusyuk. Dan Beliau menangis dengan penuh harapan semata-mata atas keridhaan Allah Subhanhu wa Ta’ala.
Dikisahkan bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu melaksanakan sholat subuh, kemudian duduk dalam kondisi sangat sedih dan termenung. Disaat matahari mulai terbit, Beliau menangis sambil berkata : “Aku pernah melihat para sahabat Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam dengan kondisi rambut mereka kusut dan acak-acakan, serta dikeningnya ada noda hitam bekas sujud.
Mereka semalaman bersama Allah, dengan kondisi sujud dan berdiri. Terkadang mereka sujud dan kadang berdiri. Jika fajar sudah terbit mereka melanjutkan berdzikir kepada Allah dengan kepala bergoyang layaknya pohon bergoyang karena hembusan angin serta mata mereka mengucurkan air mata memohon ampunan kepada Allah.
Tapi sekarang tidak lagi terlihat sesuatu yang mirip seperti mereka. Demi Allah, orang-orang sekarang semalaman dalam kondisi lengah dan lelah. karena terlalu disibukan dengan urusan dunia” Setelah itu Ali bin Abi Thalib sangat bersedih dan menangis atas keadaan tersebut.

5. Kisah Abdullah bin Rawahah Al Anshari

kisah sahabat nabi muhammad saw
Gambar ilustrasi | hasmi.org
Kepribadian dari Abdullah bin Rawahah Al Anshari  yaitu memikirkan tentang ayat-ayat Al Quran disaat diturunkan kepada Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam. Beliau juga sabar dalam memegang panji perang, gugur sebagai syahid di Balqa’, zuhud di dunia, dan merindukan bertemu Allah.
Urwah bin Zubair menjelaskan bahwa disaat Abdullah bin RAwahah mau berangkat ke Mu’tah di Negeri Syam. Kaum muslimin mengunjungi Beliau untuk mengucapkan salam perpisahan untuknya. Lalu Beliau menangis.
Mereka bertanya : “Mengapa engkau menangis?” Beliau menjawabnya : “Demi Allah, aku sedang menangis bukan karena cinta terhadap dunia dan merindukan kalian. Tapi aku menangis karena aku mendengar Rasullullah membaca ayat berikut :
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا -٧١
Artinya : “Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan mendatangi neraka.” (QS. Maryam ayat 71)
Kemudian aku berkata : “Aku tahu akan tiba di neraka, tanpa tahu bagaimana caranya terhindar darinya.” Ketika kaum muslimin hendak berangkat ke Mu’tah, Urwah bin Az Zubair berkata lagi :“Semoga allah melindungi kalian.” Sehingga Abdullah bin Rawahah berkata
‘Sedang aku memohon ampunan kepada Allah
Dan tebasan bertubi-tubi yang menghilangkan buih
Atau tikaman orang kuat
Dengan pedang yang menembus perut dan hati
Hingga ketika mereka berjalan melewati jasadku, mereka berkata,
“Wahai tentara yang diberi petunjuk, sungguh engkau telah mendapatkan petunjuk”.’

6. Kisah Abdurrahman bin Auf

cerita nabi
Gambar ilustrasi | 3.bp.blogspot.com
Salah satu kisah sahabat Nabi yang dijamin masuk surga yaitu Abdurrahman bin Auf. Dan Beliau juga merupakan salah satu dari enam anggota dewan syura sahabat yang masuk islam pada awal-awal dakwah dan ikut perang Badar serta salah satu dari delapan orang yang masuk islam sejak awal.
Hadits dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu Anhu yang diriwayatkan Al Bukhari bahwa Abdurrahman bin Auf pernah disuguhi hidangan makanan guna berbuka puasa. kemudian Beliau berkata : “Mush’ab bin Umair Radhiyallahu Anhu meninggal dunia dan dia lebih baik dariku.
Tapi dia tidak memiliki kain sebagai kafannya, kecuali satu bajunya tersebut. Jika bajunya ditarik menutupi kepalanya maka kedua kakinya terlihat. Jika bajunya ditarik menutupi kedua kakinya maka kepalanya terlihat.
Kemudian sesudahnya itu, dunia diberikan kepada kami. dan ia berkata : “kita diberi dunia,  aku sangat khawatir segala kenikmatan kita sudah habis diberikan untuk kita sekarang.”
Setelah berkata demikian, Abdurrahman bin Auf menangis sejadi-jadinya dan tidak mau berbuka puasa. (diriwayatkan Al Bukhari)

7. Kisah Salman bin Al Farisi

kisah sahabat nabi
syariahcenter.com
Kisah sahabat Nabi Muhammad selanjutnya yaitu Salman bin Al Farisi. Beliau adalah teman akrabnya Rasulullah sekaligus orang Persia yang pertama memeluk agama islam.
Salman bin Al Farisi Radhiyallahu Anhu berkata : “ada tiga hal yang bisa membuatku tertawa dan ada tigal hal yang bisa membuatku menangis.
Tigal hal yang bisa membuatku tertawa itu adalah orang lalai sedangkan dia dipantau terus, dan orang yang mencintai dunia padahal kematian mengincarinya, serta orang tertawa terbahak-bahak sedangkan dia tidak tahu apakah Allah murka atau ridha kepadanya.
Tiga hal yang bisa membuatku menangis itu adalah berpisah dengan orang tercinta yaitu Nabi Muhammad dan para sahabat Nabi, dan detik-detik waktu disaat malaikat mencabut nyawa, serta dihadapan Allah dalam keadaan tidak tahu apakah masuk surga atakah neraka!”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Salman Al Farisi sakit, lalu dijenguk oleh Sa’ad bin Abu Waqqash dan para sahabat. Disaat pengunjung berdatangan, lalu Beliau menangis. Sa’ad bin Abu Waqqash bertanya kepada Salman Al Farisi : “mengapa engkau menangis? bukankah engkau sahabat Rasulullah yang sudah banyak beramal?” Salman Al Farisi menjawab : “aku tidak menangisi itu semua. tapi aku menangis karena Rasulullah menasehatiku namun aku melanggarnya.”
Lalu Sa’ad bin Abu Waqqash bertanya kembli : “Apa yang Rasulullah nasehatkan kepadamu?” Salman menjawab : “Beliau menasehatiku hendaknya bekal seseorang cukup layaknya bekal musafir. sekarang, aku sudah berbekal lebih dari itu”.
Ternyata setelah dihitung warisan Salman tidak sampai 40 dirham. (Diriwayatkan Ibnu Majah di sunnahNya, Al hakim di Al Mustadrak dan sekaligus dishohihkan persetujuan Adz Dzahabi dan Al Mundziri, At Thabrani, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Abu Na’im)

8. Kisah Abdullah bin Umar bin Khattab

kisah nabi muhammad
iluastrasi | ammahsukma.com
Untuk kisah sahabat Nabi yang mengharukan yaitu Abdullah bin Umar bin Khattab. Beliau adalah orang yang tidak berambisi kepada kekuasaan dan jabatan. Beliau juga orang rajin beribadah, istiqomah dalam solat tahajut, sering beristighfar dan bertobat.
Abdullah bin Umar bin Khattab juga terkenal dengan nama Ibnu Umar yang merupakan sahabat Nabi periwayat hadits terkenal. Ibnu Umar juga salah satu periwayat hadits terbanyak kedua setelah Abu Hurairah, dengan jumlahnya sebanyak 2.630 hadits.
Nafi, seorang mantan budak Ibnu Umar berkata : “Jika Ibnu Umar membaca dua ayat terakhir Al Baqarah
.وَإِن تُبْدُواْ مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللّهُ
Artinya : “Dan jika kalian menampakkan apa yang ada di hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan kalian itu.”
Beliau pasti sangat menangis dan berkata : “Sungguh, hari perhitungan itu sangatlah sulit”. Bahkan Beliau juga bisa sangat menangis jika teringat Rasulullah. Al Baihaqi menyebutkan di buku Az Zuhdu bahwa ketika Ibnu Umar melewati makam Rasulullah, maka Beliau tidak sanggup melihatnya karena saking sedihnya. Dan Beliau berkata : “Aku menangis sampai air mata membasahi pipiku lebih aku suka, daripada berinfak senilai seribu dinar.”
Share
Banner

shaniawardana07@gmail.com

Post A Comment:

0 comments: